Category: Sosok Inspirasi


Karena Hanya Dia

<

(Kenapa Harus Dia?)

Kehidupan ibarat perjalanan di malam gelap gulita yang amat membutuhkan pelita abadi yang tergantung di langit yang senantiasa memancarkan bias cahaya benderang sepanjang tali usia alam ini. Kehidupan pula bagaikan tanah gersang dan tandus yang butuh terhadap air segar, menyejukkan tak lupa pula menyuburkan.

Adakah sosok lain yang menjadi bahan primer tinta sejarah yang dapat diambil oleh generasi penerus sebagai bekal perjalanan mengarungi samudera kehidupan, selain Beliau, Baginda Rasul, Muhammad SAW?

Siapapun yang menatap dalam-dalam kisah hidup Beliau, niscaya akan tersialukan oleh kemilau cahaya mutiara yang amat menakjubkan. Bagaimana Beliau mampu menundukkan pesona duniawi dan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan hingga ke suatu tingkatan yang belum pernah disaksikan dalam panggung kehidupan dan belahan bumi manapun.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab:21) Read More…

Selamat Jalan, Gus!

Betapa hatiku takkan pilu
telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
hamba ditinggal sendiri

Penggalan lagu Ismail Marzuki serasa menggetarkan lubuk hati saya saat didengarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Inna lillahi wa Inna ilaihi roji’uun. Rabu (30/12/09) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Presiden RI keempat KH. Abdurrahaman Wahid atau yang kerap disapa gus Dur telah menghembuskan nafas terakhir.

Di saat hiruk pikuk permasalahan negara, Indonesia kembali diuji oleh Allah dengan wafatnya salah satu putr terbaik negeri, Guru Bangsa yang tak lagi diragukan atas keilmuannya.

Sedari kecil saya telah mengidolakan tokoh yang terkenal dengan ke-pluralisme-nya ini. Bergaya nyentrik, sering melontarkan jokejoke lucu namun sarat makna. Abah saya pun mengidolakan beliau, hingga setiap beliau muncul di layar televisi entah dalam keadaan apapun, Abah seakan tak mau ketinggalan acara tersebut. Mungkin karena itu pula saya mengidolakan beliau.

Namun,terlepas dari ngikut-ngikut Abah, memang dari sosok gus Dur saya melihat seorang yang berpendirian tegas, tak kenal menyerah, dan cerdik. Saya secara pribadi, mendaulat diri sebagai murid beliau meski karena terlampau agung ilmu beliau hingga tak secuilpun yang mampu saya serap dari ilmunya. Hanya mampu mlongo takjub dengan semua pendapat dan tindakan beliau.

Sungguh, duka saya dan duka kita semua sudah tak terperi lagi. Guru bangsa yang telah memberi warna indah dalam perjalanan bangsa ini. Memang tidak sedikit kalangan menyayangkan beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-4. Bukan karena kekurang fisik yang beliau miliki, hanya sepertinya beliau lebih pantas mendapat jabatan yang lebih tinggi dari Presiden, Penasehat Presiden misalnya.

Gitu Aja Kok Repot

Banyak stetmenstetmen Beliau yang menarik perhatian kita. Read More…

Susilo Bambang Yudhoyono

LATAR BELAKANG.

sbyJend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih akrab SBY (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.

Ia merupakan putra pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari ayahnya, silsilahnya dapat dilacak hingga Pangeran Buwono Keling dari Kerajaan Majapahit dengan RM. Kustilah yang merupakan keturunan Gusti Bandoro Ayu (putri Sri Sultan Hamengkubuwono III). Read More…

Soekarno

Soekarno
Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Latar Belakang Dan Pendidikan.

Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali.

Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian More…

Terkisah Junaid Al-Baghdady ketika masih menempuh ilmu agama di salah satu guru di Baghdad, beliau menjadi murid kesayangan gurunya hingga teman seperguruannya merasa iri terhadapnya.

Rupanya kecemburuan para santri terdengar oleh sang guru. Sang gurupun memanggil para santri tak terkecuali Junaid Al-Baghdady. Para santri saling bertanya-tanya ada apa gerangan tiba-tiba sang guru mengumpulkan mereka.

Ternyata sang guru memberi mereka seekor ayam dan sebilah pisau. Santri-santri tetap tak mengetahui alasan gurunya memberi itu. “Kalian semua harus menyembelih ayam kalian masing-masing” ujar sang guru. “Tapi ada syaratnya!” tambahnya. ” Ketika menyembelih jangan sampai ada yang tahu. Terserah kalian ingin menyembelih di dalam kamar, di tengah hutan terpenting jangan sampai ada yang melihat” Kata sang guru mantap. Read More…

Gus Dur

gd1
Abdurrahman “Addakhil”, demikian nama lengkapnya. Secara leksikal, “Addakhil” berarti “Sang Penakluk”, sebuah nama yang diambil Wahid Hasyim, orang tuanya, dari seorang perintis Dinasti Umayyah yang telah menancapkan tonggak kejayaan Islam di Spanyol. Belakangan kata “Addakhil” tidak cukup dikenal dan diganti nama “Wahid”, Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus” adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati “abang” atau “mas”.

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan “darah biru”. Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU)-organisasi massa Islam terbesar di Indonesia-dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais ‘Aam PBNU setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia. Read More…

gusmus
MESKI Kiai Haji Achmad Mustofa Bisri dikenal sangat mobil. Kesana-kemari tak kenal lelah, baik untuk ceramah, diskusi, rapat NU, silaturahmi atau baca puisi. Tapi di bulan Ramadhan, jangan harap bisa ‘mengeluarkan’ Gus Mus —panggilan akrabnya— dari Pondok Pesantrennya di Rembang.

Kenapa ?

Sebab tradisinya adalah : selama bulan Puasa, Gus Mus pilih kumpul dengan keluarga dan para santrinya. Read More…

Dwi Krismawan In Kick Andy
Subhanallah…!!! Hanya kata itu yang dapat saya ucapkan, ketika saya sengaja iseng ingin menyegarkan otak dengan melihat acara empat mata di youtube.com dan tak sengaja memilih edisi yang menampilkan kisah dari Dwi Krismawan. Seorang calon pilot yang kini berprofesi sebagai seorang motivator yang mengalami kecelakaan pada saat latihan terbang. Dia mengalami kecelakaan yang menyebabkan wajahnya rusak parah.

Padahal, jika kecelakaan itu tidak terjadi Read More…

Zaid lahir dari pasangan Tsabit bin Zaid dan Nawwar binti Malik bin Sharmah bin ‘Ady. Dia tidak lama merasakan kebersamaan dan kasih sayang keluarganya. Menginjak usia 5 tahun, ayah Zaid tewas dalam perang Bu’ats, perang antara suku Aus dan suku Khazraj yang terjadi sebelum hijrah.

Tak lama setelah itu, ibu Zaid menikah dengan Umarah bin Hazm dari bani Najjar. Umarah syahid dalam perang Yamamah pada tahun ke-11 H. Di bawah asuhan ayah tirinya inilah, Zaid masuk Islam dan menjadi Muslim yang teguh dan gagah berani. Lanjut…