Karena kegiatan yang semakin padat akhir-akhir ini, saya agak telat untuk menulis postingan tentang tahun baru. Walau begitu saya coba menggali makna dan hikmah yang terkandung didalamnya. Bukan karena ingin ikut larut hingar-bingar perayaan tahun baru masehi, namun bukan juga menganggap remeh momentum yang telah mengakar di tengah kehidupan masyarakat sekarang. Dalam kesempatan kali ini saya ingin ikut menyikapi makna tahun baru, selain itu saya ingin menggambarkan alur pena yang tergores dalam lembar hidup saya selama satu tahun.

Sebenarnya, momentum perubahan yang terjadi pada tahun baru sering didengungkan oleh kita semua. Sebagian dari anda pasti mempunyai harapan-harapan yang lebih baik pada tahun depan. Sering kita ditanya oleh kolega-kolega kita bagaimana dan apa harapan kita pada tahun yang akan datang. Pasti, kita semua ingin semua menjadi lebih baik. Momentum perubahan seyogyannya tidak menunggu pergantian tahun. Sebagai muslim, stiap hari harus menjadi momentum untuk bermuhasabah, Rasulullah bersabda, “Hassibu qobla an tuhassabu” (hisablah dirimu sebelum Allah meng-hisabmu) — al-hadist —

Kawan. Semua yang telah kita jalani selama 2011 kemarin merupakan perjalanan yang penuh makna dan warna. Dan sudah selayaknya kita bersyukur hingga pada langkah terakhir yang membawa kita sampai seperti saat ini. Semua peristiwa yang terjadi kemarin biarlah menjadi fakta untuk menatap bentangan jalan di depan kita. Dalam kenyataannya kita pun tidak bisa mengubah fakta. Tetapi kalau kita melihat dengan cara yang berbeda, maka kita akan menemukan arti yang berbeda.

Ceritaku

Tahun 2011 sangat bermakna bagi saya pribadi. Banyak momentum indah terjadi meski tak jarang pula kisah kelam terukir. Pada tahun ini Abah dan Ummi berkunjung ke pesantren tempat saya menempuh ilmu guna menghadiri acara wisuda adik saya karena telah menyelesaikan pendidikan SMA-nya. Kami sekeluarga ikut bangga dengan keberhasilan adik. Saya pun turut bersukacita atas keberhasilannya. Lebih-lebih Abah dan Ummi jauh-jauh dari Nabire datang berkunjung.

Rencananya pada Tahun 2011 saya ingin kuliah. Namun setelah sowan ke Ustadz saya, beliau belum mengizinkan. Alasannya biar saya lebih mematangkan ilmu di pondok. Kecewa pasti, tapi aku yakin dibalik penolakannya, Ustadz memiliki tujuan yang baik buat saya. Saya lebih mempunyai tambahan waktu untuk menekuni ilmu agama di pesantren.

Di tahun ini sya mendapat berkah melimpah. Mulai dari mendapat orderan-orderan mulai dari menulis sampai permintaan memberi nama bayi. Ah, syukur alhamdulillah. Keberadaanku ternyata dibutuhkan. Bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar sungguh menyenangkan. “KHOIRUKUM ANFA’UKUM”, paling baik diantara kamu ialah yang bisa memberi manfaat kepada yang lain.

Momen Perubahan : Cerita Kita

Seiring bergantinya tahun, tentu kita semua menginginkan pergantian nasib yang lebih baik untuk kita. Seorang teman berpendapat, bahwa alangkah baiknya perubahan itu tak harus dimulai pada perubahan tahun melainkan disetiap waktu kita. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Hari esok juga harus lebih baik dari sekarang. Benar juga sih, tapi bukan tak sependapat dengan temanku, namun apa salahnya jika di awal tahun ini kita memulai sesuatunya dari nol.

Semua yang terjadi biarlah terjadi. Yang terpenting sekarang bagaimana kita menatap kedepan. Membangun impian yang lebih cerah. Biarkan lembaran-lembaran kisah lalu kita simpan dalam-dalam.

Betapa menyedihkan melihat mereka yang selalu mengingat-ingat masa lalu. Masa lalu bukan untuk diingat. Masa lalu seharusnya dijadikan tumpuan untuk menaiki tangga kehidupan yang akan kita lewati di depan.

Dengan menyimpan masa lalu, bukan lantas kita akan melangkah mulus kedepan. Masa depan tak musti cerah. Masa depan tak selalu ceria. Ambil pelajaran dari kisah-kisah masa lalu guna dijadikan referensi hidup ke depan. Point-nya, live must go on namun tetap kritis dan hati-hati.

SELAMAT TAHUN BARU.